Minggu, 16 Mei 2010

‘Mak Bakas, Mak Bebay’

SEORANG tentara identik dengan kegagahan sebagai lambang patriotisme untuk menjaga pertahanan negara, terutama di daerah perbatasan. Tapi, bagaimana jika tentara perbatasan direkrut dari golongan waria-- wanita pria. Sebab, syarat jenis kelamin “lain-lain” boleh mendaftar.

Ana kidah, dacok nimbak kudo tian? Awas de minan, niku kena tembak kanah. (Nah, bisa menembak apa mereka itu? Awas Bibi, Anda tertembak nanti)

Wacana itu muncul di India. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) “Bollywood” itu berpandangan keberadaan waria dibutuhkan untuk menjaga perbatasan. "Menurut pendapat saya, jika para waria ditempatkan di dunia politik, mereka akan memberikan pelayanan terbaik untuk negara," ujar Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Arunachal, Pradesh Tako Dabi, seperti dilansir Telegraph, Rabu (12-5).

Dabi mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri India P. Chidambaram untuk mengungkapkan idenya mengembangkan pertahanan.

Istilah eunuch atau waria di India diartikan dengan pria berpakaian wanita, baik sebelum atau sesudah operasi kelamin. Kaum waria menjadi terpinggirkan dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan.

Sejak tahun lalu mereka mendapatkan haknya diakui sebagai “lain-lain” dalam identitasnya, tidak dituliskan laki-laki atau perempuan.

Payu minan, keti dacok jadi tentera. Kidang kas ko pai gaunmu. (Ayo Bibi, kalian bisa menjadi tentara. Tapi lepaskan dulu pakaian wanitamu)(U-3) Lampost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar