Kamis, 04 Maret 2010

Syarat Tambahan

SAAT pengantin baru, makan sepiring berdua terasa nikmat. Meski sayurnya tempe, lauknya juga tempe, rasanya seperti satai. Demikian juga pasangan Onang (45) dan Meah (35), warga Ngawi, Jawa Tengah.

Bulan-bulan pertama menikah, Onang tak bosan-bosannya makan tempe. Mau berangkat tidur ada tempe, bangun jam tiga ada tempe, nanti bangun jam enam juga ada tempe.

Tempe memang enak. Tapi kalau 20 tahun makan tempe terus ya mblenger juga. Meleset sedikit, paling-paling gereh petek (ikan asin). Itu karena sektor fiskal Onang selalu suram. Defisit tahun berjalan ditutupi dari anggaran tahun berikutnya, seperti APBD.

Bosan hidupnya tak juga membaik, Onang-Meah mengambil jalan musyrik. Ia mendatangi Odang (50), dukun pengganda uang. Mbah dukun lalu meminta syarat Onang menyiapkan bunga-bungaan untuk makanan setan. "Saya akan sulap uang seribu menjadi sejuta," ujar Odang sambil melirik Meah yang bodinya menul-menul.

Saat Onang membeli bunga, Odang membisikkan syarat tambahan kepada Meah. Syarat tambahan itu hanya boleh didengar orang dewasa. "Iya, Mas, saya mau asalkan jangan buru-buru," balas Meah, kegenitan juga.

Maka terjadilah pergumulan terlarang itu. Celakanya, tetangga-tetangga Odang sejak awal mengintai dari luar. Tanpa menunggu lama, mereka segera menggerebek. Odang ngacir lompat jendela, sementara Onang merasa ditipu luar dalam. Makanya Onang, kalau mau hidup enak jangan mengandalkan setan. (U-1) (Lampost)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar